pemicu jangka pendek:
pemicu stress jangka lama:
mengaktifkan pintasan berbbeda yang menyebabkan peningkatan kortisol secara jauh lebih lambat tetapi terus-menerus. Salah satu pengaruh kortisol adalah gangguan terhadap fungsi kekebalan. Efek kortisol adalah mnegurangi aktivitas, jumlah, dan masa hidup limfosit (sel-sel darah putih) misalnya, orang yang sedang menyiapkan diri dalam ujian, menunjukkan gejala-gejala stress, lebih berpeluang menderita pilek dan infeksi-infeksi lain.
Kortisol melakukannya dengan mengaktifkan gen. Kortisol hanya mengaktifkan gen-gen dalam sel-sel yang memiliki reseptor kortisol yang sebelumnya telah diaktifkan oleh beberapa pemicu lain. Gen-gen yang mereka aktifkan kebanyakan mengaktifkan lagi gen-gen lain dan kadang-kadang gen-gen tersebut pada gilirannya juga mengaktifkan gen-gen lain. Begitu seterusnya. Akan tetapi, kortisol pada awalnya hanya diproduksi karena ada serangkaian gen yang teraktifkan di korteks adrenal untuk membuat enzim-enzim yang diperlukan untuk pembuatan kortisol (CYP17). Dalam keadaan stress, tidak ada yang paling berkuasa. Memang pengaktifan gen-gen merupakan pangkal proses genetik. Akan tetapi, gen bukan penyebab stres. Karena informasi tidak mebuat laporan langsung kepada gen. Maka otaklah yang memroses informasi tersebut. Tatapi, otak adalah bagian dari tubuh. Alasan hipotalamus merangsang kelenjar hipofisa yang pada gilirannya merangsang korteks adrenal bukan karena otak menyetel sistem sehingga pikiran tentang lingkungan. Jadu, tidak ada yang paling berkuasa jika sebuah penyakit memengaruhi otak dan mengubah suasana hatu penyebabnya adalah tubuh, tetapi gejala psikologis.